Saturday, January 7, 2012
Institusi Non-Porno Serbu Domain .xxx
Posted by
mazgilang
at
2:05 AM
Universitas, museum dan beberapa organisasi yang terkenal berbondong-bondong mengantre untuk mendapatkan alamat domain online '.xxx' untuk menghindari para penyedia porno menggunakan nama mereka pada peraturan baru di internet.
Penjualan alamat .xxx dimulai pekan lalu setelah ICM Registry memberi kesempatan kepada perusahaan, organisasi, aktor, bintang porno dan pesohor lainnya untuk mengamankan situs yang menggunakan nama mereka.
Universitas - universitas terkenal adalah salah satu dari konsumen yang paling cepat meminta alamat situs .xxx, dengan membayar AS$200 (setara dengan Rp1,8 juta) per 10 tahun untuk pengendalian eksklusif situs-situs yang menggunakan nama mereka.
Walaupun sistem anggaran universitas di California sedang terpuruk, University of California, Berkeley, membayar AS$1.200 (setara dengan Rp 10 juta) untuk enam alamat situs .xxx atas nama mereka dan tim sepakbola mereka, Golden Bears.
"UC Berkeley juga berencana untuk membayar biaya tahunan sebesar AS$102 (setara dengan Rp934.000) untuk memelihara sebuah situs 'calbears.xxx' agar tidak digunakan," tutur juru bicara universitas tersebut, Robert Sanders.
Walaupun tim sepakbola universitas tersebut lebih dikenal dengan Cal Bears, namun nama tersebut tidak sesuai dengan persyaratan simbol untuk anak situs selama sepuluh tahun dengan harga AS$200 (setara dengan Rp 1,8 juta).
"Pada dasarnya, kami ingin menjaga nama universitas kami dan simbolnya agar tidak digunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab," kata Sanders pad AFP pada hari Selasa.
"Kami tidak akan bekerja sama dengan industri yang mungkin menggunakan situs seperti ini," imbuhnya.
Sebuah univeristas negeri di Kansas menganggarkan AS$3.000 (setara dengan Rp27,4 juta) untuk alamat situs .xxx yang mencakup 'KUgirls.xxx' hingga 'KUnurses.xxx'--semuanya untuk menjaga nama baik mereka di dunia maya.
ICM Registry yang bermarkas di Florida ini mengawasi domain tingkat tinggi dari hiburan dewasa dan dilaporkan bahwa telah dikunjungi jutaan kali per hari untuk yang ingin membeli situs .xxx, yang menunjukkan di mana alamat tersebut bisa dibeli.
Sebuah situs layanan index nama situs, WHOIS Lookup mengatakan bahwa alamat .xxx yang telah dipesan antara lain; UCBerkeley, Stanford, MOMA, Louvre, Sony, CocaCola, Vatican dan AFP serta GirlScouts dan BoyScouts.
Hak seumur hidup untuk sebuah merk dagang .xxx bisa dibeli 30 hari sebelum alamat ini diluncurkan, setelah domain publik tersedia minggu lalu, ujar juru bicara ICM, Loren Pomerantz.
"Nama-nama situs tersebut tidak diblok, nama nama tersebut hanya dibeli lebih awal sebelum dibeli oleh orang lain," ujarnya pada AFP.
"Ini merupakan pra-peluncuran, pemerintah bisa mendaftarkan nama-nama yang ingin dipesan. Umumnya nama-nama tersebut meliputi nama-nama politisi dan hal sensitif yang berhubungan dengan kebudayaan."
Alamat situs dijual melalui penyedia pendaftaran seperti Go Daddy dan Network Solutions, dan nama-nama yang tidak cocok sebagai merk dagang diperlakukan sama seperti penjualan .com, .net, .edu, dan domain alamat lainnya.
Beberapa alamat situs terkenal seperti gay.xxx terjual pada saat lelang. Situs gay.xxx tersebut terjual dengan harga beberapa ratus ribu dollar, menurut ICM.
San Fransisco adalah salah satu alamat .xxx yang ikut dilelang karena nama kota bukan merupakan merk dagang.
People for the Ethical Treatment of Animals (PETA), organisasi yang melindungi hewan adalah salah satu organisasi yang membeli alamat .xxx dengan rencana yang jelas untuk menarik dukungan aksi mereka, kata ICM.
Perusahaan non-profit Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN) pada bulan Maret menyetujui petisi untuk menambahkan .xxx ke dalam 'domain tingat tinggi' termasuk .com, .net, dan .org.
CEO ICM, Stuart Lawley memperkirakan sekitar AS$10 juta (setara dengan Rp91 milliar) hingga AS$20 juta (setara dengan Rp183 milliar) dihabiskan untuk kampanye program yang dimulai tahun 2000 ini.
Dia menggambarkan domain .xxx dengan 'win, win, win' karena domain tersebut membuat batasan dunia online sangat mudah bagi mereka yang ingin mencari atau menghindari konten dewasa dan secara otomatis memindai situs dari virus dan malware.
Situs tersebut juga dirancang dengan label yang dapat dengan mudah dikenali oleh fitur parental filter yang umum digunakan di browser web, tutur Lawley.
Dunia maya yang semakin liar karena diserang oleh beberapa industri film dewasa membuat mereka terpaksa untuk membeli alamat baru untuk menghindari pihak lain menggunakan nama dan organisasi mereka dan mengaitkannya dengan pornografi. sumber
Subscribe to:
Post Comments (Atom)